Kamis, 25 November 2010

KONSEP PUNDAMENTAL FISIOLOGI HEWAN


KONSEP FUNDAMENTAL FISIOLOGI
Fisiologi hewan merupakan ilmu pengetahuan yang membahas dan mengkaji mengenai mekenisme kerja fungsi kehidupan dan segala sesuatu yang dilakukan yang ada pada sistem hidup, serta pengaturan atas segala fungsi  dalam system hiakan . Hewan menjalankan fungsi kehidupan di lingkungan luar yang dipengaruhi oleh aktivitas hewan yang  akan mempemgaruhi lingkungan internal tubuh hewan apabila lingkungan tersebut berubah hewan harus mempertahankan diri atau beradaptasi sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.  Claude Bernard ( 1813-1878) , syarat penting untuk bertahan hidup di lingkungan eksternal harus bisa mempertahankan stabilitas lingkungan internalnya. Kemudian dikembangkan , penyebabnya ialah senyawa khusus yang dihasilkan oleh semua organ dan dikeluarkan kecairan jaringan  yang dipelopori munculnya gagasan hormone dan regulasi kimia. Kemudian Cannon ( 1871-1945 ) mengembngkan gagasan Claude Bernard yaitu dengan memperkenalkan istilah HOMEOSTATIS ,  YAITU Keadaan lingkungan internal yang konstan dan mekanisme yang bertanggungjawab atas keadaan konstan tersebut. Factor-faktor lingkungan internal yang harus dijaga stabilitasnya oleh hewan diantaranya: keasaman/pH, kadar garam, kandungan air tubuh, suhu tubuh, kandungan nutrient. Hewan regulator merupakan hewan yang mampu mengatur berbagai factor stabilitas lingkungan internal dengan tepat. Hewan conformer merupakan hewan yang tidak mampu mempertahankan keadaan lingkungan internalnya, lingkungan internalnya berubah seiriing dengan perubahan lingkungan eksternal. Adaptasi merupakan proses timbulnya perubahan dalam tubuh hewan yang membuat hewan dapat bertahan ketika lingkungan eksternal berubah. Adaptasi terbagi menjadi 2:
1.      Aklimasi : perubahan adaptif yang terjadi pada hewan dalam kondisi yang terkendali, bias any hanya ½ factor lingkungan yang berubah.
2.      Aklimatisasi : reaksi keseluruhan yang terjadi setelah perubahan-perubahan yang kompleks dari lingkungan eksternal, yang disebabkan banyak factor sekaligus.
·         Respon hewan  terhadap lingkungan
            Hidup hewan merupakan system dinamis yang melibatkan interaksi hewan dngan lingkungan. K. Bykov: dalam membahas dan mengkaji fisiologi hewan, tidak lepas dari bahasan dan kajian tentang fungsi pada tubuh hewan, serta interaksinya dengan lingkungan. Lingkungan luar/ eksternal dapat dibedakan menjadi 2 :
a.                  lingkungan akuatik : Lingkungan akuatik adalah tempat hidup hewan yang berupa air, baik air tawar, air laut, maupun air payau, dan hampir lebih dari 70% dari permukaan bumi kita adalah air, yang sebagian besar dari perairan tersebut berupa lautan. Beberapa faktor yang berpengaruh di lingkungan akuatik yaitu tekanan hidrostatik (tekanan yang ditimbulkan oleh kedalaman air), suhu, dan kandungan zat terlarut (berbagai zat terlarut seperti garam,gas, sejumlah kecil zat organic, dan berbagai polutan ).  Sebagian besar penyusun komponen tubuh hewan merupakan air, sehingga air akan mempengaruhi terhadap kehidupan hewan. Apabila air cukup tersedia, maka reaksi metabolik akan lancar sehingga produksi dan reproduksi optimal. Tetapi sebaliknya, apabila air kurang/tidak cukup tersedia maka reaksi metabolik akan tertekan sehingga produksi dan reproduksi akan terhambat. Berdasarkan ketahanan terhadap air, hewan dibagi menjadi dua yaitu hewan osmofilik (hewan yang tumbuh optimal pada lingkungan dengan tingkat ketersediaan air yang tinggi (lebih dari 0,95)) dan hewan osmotoleran (hewan yang mampu hidup dan berkembang biak pada lingkungan dengan tingkat ketersediaan  air yang relatif erendah). Pada lingkungan air laut mempunyai salinitas yang tinggi, ketersediaan air (water activity) turun sehingga hewan mengeluarkan energi lebih banyak untuk memperoleh air. Sedangkan lingkungan AIR TAWAR sebagian kecil garam yang terlarut berasal dari air hujan, yaitu yang mengalir pada permukaan bebatuan yang sukar larut, penambahan garam sangat sedikit (Soft Water), dan yang mengalir pada bebatuan yang porous dan mudah larut, dan kandungan garam naik (Hard Water). Dan pada lingkungan air payau, air tawar dari sungai akan mengencerkan air laut sampai pada jarak tertentu. Pada perairan payau mempunyai nilai fisiologis, yaitu sebagai pembeda hewan air laut dan air tawar dan sebagai pembatas dalam penyebaran hewan. Suhu merupakan faktor lingkungan akuatik yang memiliki nilai fisiologis penting untuk mendukung kehidupan hewan. suhu di dalam air tidak banyak mengalami perubahan, sehingga menguntungkan bagi hewn yang hidup di lingkungan akuatik.

b.     Lingkungan  terrestrial : Lingkungan terestrial merupakan tempat hidup hewan yang berupa daratan. faktor lingkungan luar memberikan berpengaruh besar terhadap aktivitas kehidupan hewan, sehingga lingkungan terestrial ini mempunyai keuntungan yaitu berupa ketersedaan oksigen yang cukup berlimpah. Tetapi lingkungan ini juga mempunyai ancaman yaitu berupa radiasi dari sinar matahari dan dehidrasi. Untuk bertahan menghadapi berbagai macam ancaman tersebut, mahluk hidup tentunya memiliki sistem untuk menjaga stabilitas lingkungan internalnya dengan mekanisme homeostatis sehingga stabilitas lingkungan internal yang terjadi relatif konstan dan dinamis. Sebagai contoh pada hewan homoeterm (hewan yang dapat memelihara suhu tubuh dalam keadaan konstan, sekalipun  suhu lingkungan luarnya berubah-ubah), mekanisme pengaturan panas melalui proses biokimiawi dan fisiologis dimana metabolisme mengambil peranan penting dalam penyesuaian produksi panas tubuh, dibantu oleh kegiatan kooperatif atau selektif dari alat dan jaringan tubuh dalam mempercepat atau memperlambat pengeluaran panas keluar tubuh. Mekanisme pengendalian kondisi homeostatatis pada hewan, menerapkan sistem umpan balik positif dan sistem umpan balik negatif. Sistem umpan balik negatif merupakan perubahan suatu variabel yang dilawan oleh tanggapan yang cenderung mengembalikan perubahan tersebut ke keadaan semula. Cara kerja dari sistem umpan balik negatif ini yaitu menjaga keseimbangan antara masukan/input dengan keluaran/output. Contohnya yaitu Sistem Termoregulasi bekerja menyeimbangkan perolehan panas dengan pelepasan panas, Pada mamalia suhu tubuh normal ialah 37oC, apabila suhu tubuh naik, bekerjanya sistem umpan balik negatif yang akan membawa tubuh ke suhu yang normal.

Pada Sistem umpan balik positif, perubahan suatu variabel akan menghasilkan perubahan yang semakin besar. Contohnya yaitu pada proses pembekuan darah, yang bekerja melalui mekanisme umpan balik positif, yang bertujuan untuk menghentikan perdarahan dan hasil dari proses tersebut selanjutnya bermakna sangat penting untuk mempertahankan volume darah agar tetap konstan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar